RSS

‘Gasing’ Tak Berputar

02 Apr

Oleh Meity Intan Suryadi

Kondisi terkini calon gedung auditorium termegah se Indonesia

DARI jalan Muhammad Yamin, terlihat sebuah gedung dengan arsitektur melingkar. Terletak di kawasan Universitas Riau (UR), gedung ini berdekatan dengan Stadion Utama Riau. Dari gerbang UR, di sebelah kanan terdapat jalan berbatu dengan tanah merah. Ini jadi jalur masuk menuju gedung tersebut.

Setelah terlihat dari dekat, gedung itu dikelilingi ilalang dan rumput liar. Walaupun telah diberi atap, namun selebihnya hanya pondasi serta tiang-tiang semen penyangga gedung yang terlihat.

Di bagian dalam, tempat duduk hanya sebatas susunan batu yang disemen dalam bentuk kasar. Pipa paralon yang berada di lantai gedung sebagian telah pecah. Sampah-sampah berserakan. Beberapa bagian dindingpun dicoret oleh tangan usil.

Sampah yang berserakan pun beragam. Selain rumput liar, bungkus rokok, gelas bekas air mineral bahkan tube lem pun ada di sana. Ketika melihat ke bagian belakang dan samping, hamparan rumput dan ilalang telah tinggi melingkari gedung. Tumpukan pasir pun terlihat di beberapa titik.

Di antara hamparan rumput, terlihat bangunan kecil seukuran dua meter dengan tinggi dua meter. Tanpa atap dan di cat putih, telah jadi kusam, bangunan yang sekiranya akan dijadikan toilet ini hanya jadi saksi bahwa pengerjaannya belum bisa dilanjutkan. Ya, gedung ini jadi salah satu di antara beberapa gedung UR yang tertunda pengerjaannya karena suatu sebab.

Gedung Grand Gasing Milenium dibangun sejak 2008, kini terbengkalai.

Gedung Grand Gasing Milenium dibangun sejak 2008, kini terbengkalai.

DILIHAT dari arsitekturnya, gedung ini akan menarik perhatian bagi yang menyaksikan. Karena bentuknya familiar bagi masyarakat umum, apalagi bagi anak-anak yang sering memainkan.

Gedung tersebut diberi nama Grand Gasing Millenium (GGM). Gedung ini akan dipergunakan untuk tempat pelaksanaan acara yang diselenggarakan UR, terkait wisuda ataupun kegiatan mahasiswa.

GGM lebih dikenal dengan sebutan Auditorium, dalam KBBI berarti ruangan besar yang digunakan untuk mengadakan pertemuan atau pertunjukkan. Diharapkan ini dapat jadi penunjang kegiatan mahasiswa.

Dengan mengangkat warisan budaya melayu sebagai inspirasi arsitektur gedung, filosofi yang ditanamkan dalam pembangunan gedung ini pun begitu dalam. Seperti gasing, permainan khas melayu, selalu bergerak dengan dinamis dan miliki tujuan. Jika ia tak lagi bergerak, maka permainan selesai dan ia mati.

Begitu juga dengan UR, yang diharapkan terus bergerak seperti gasing dengan tujuan memajukan pendidikan di Riau dan tidak boleh mati.

Perencanaan pembangunan gedung telah ada sejak 2003, hingga terlaksananya pembangunan pada 30 Agustus 2008. Gedung dibangun seminggu setelah batu pertama diletakkan oleh Ashaluddin Jalil, Rektor UR bersama Bambang Sudibyo, Menteri Pendidikan Nasional.

Bambang Sudibyo berkunjung ke UR untuk melihat rancangan auditorium ini. Ia menilai GGM akan menjadi auditorium termegah se-Indonesia dan miliki ciri khas sarat budaya melayu.

Fasilitas yang tersedia di GGM terdiri dari bangunan utama yaitu Plaza, Amplifier dan Elektrikal. Daya tampung GGM mencapai 5000 tempat duduk. Dibagi dalam tiga kelompok, yaitu Main Podium, di bagian tengah dengan 2800 tempat duduk, ditambah 1250 kursi yang bisa dipindah-pindahkan. Serta 300 kursi VIP.

Gedung pun dirancang untuk berbagai kegiatan, sehingga akan tersedia setting acara sesuai dengan yang telah dirancang. Seperti jika acara penampilan seni, tinggal mengganti dengan layout yang tersedia. Ataupun acara wisuda dan olahraga. Fasilitas penunjangnya tinggal diatur.

“Kita kan berpikir ke depan untuk membuat fasilitas yang baik untuk mahasiswa,” ujar Yanuar, PR II bidang Sarana Prasarana. Ia katakan dengan jumlah mahasiswa yang terus bertambah, tidak mungkin mahasiswa yang di wisuda terus berpanas-panasan. “Sudah 50 tahun tapi pas wisuda kaya kandang kambing kan malu,” tambahnya.

Yanuar pun menambahkan dengan selesainya pembangunan auditorium, maka UR bersedia menjadi tuan rumah untuk olimpiade mahasiswa se Asia. “Auditorium ini juga bisa dijadikan bisnis, seperti menyewakannya untuk acara konser, perlombaan dan lainnya,” tambah Yanuar.

Maket Gedung Grand Gasing Milenium

Maket Gedung Grand Gasing Milenium

 

NAMUN semua itu hanya tinggal rancangan. Dalam kurun empat tahun dari 2008, sampai kini pengerjaan lanjutan ausitorium belum juga terlaksana. Gedung jadi terlantar, beberapa fasilitas yang dibangun pun dirusak oleh orang-orang yang usil. Tak jarang gedung yang terbengkalai ini dijadikan tempat berbuat tak senonoh.

Resimen Mahasiswa (Menwa) UR sering adakan patrol untuk memeriksa keadaan gedung yang jauh dari keramaian ini. Tak jarang mereka menemukan beberapa pasagan mesum, anggota geng motor, masyarakat ataupun orang luar UR yang ngelem atau menggunakan narkoba disana.

“Kita bukan mencari orang mesum atau melakukan perbuatan tak senonoh lainnya, tapi lebih untuk mencegah agar tak terjadi di lingkungan UR,” ujar Salim, anggota Menwa. Ketika mereka menangkap ada yang berbuat tak sennoh, akan dibawa ke markas Menwa dan diberi peringatan.

“Kalau mahasiswa UR, data diri dicatat dan diserahkan ke fakultas, begitu juga jika dari instansi luar,” jelasnya. Terkadang ada juga yang diberi hukuman fisik berupa lari keliling lapangan, push up dan lainnya.

Kegiatan patrol ini sering dilakukan saat sore hari. Karena banyaknya masyarakat yang jogging di sekitar UR. Area yang mendapat perhatian lebih adalah di sekitar Arboretum, Halte depan FISIP serta depan Rektorat.

 

TERKAIT tertundanya pembangunan auditorium ini, Yanuar berikan penjelasan. Ia sampaikan bahwa ada skala prioritas dalam pembangunan gedung penunjang pendidikan di UR.

“Kita terus ajukan anggaran kepada pemerintah untuk pembangunan gedung ini, tapi anggaran itu hanya sedikit,” ujarnya. Kurangnya anggaran untuk pembangunan auditorium karena sebagian besar dianggarkan untuk pembangunan Rumah Sakit Pendidikan (RSP). Karena RSP merupakan fasilitas untuk tingkatkan pembelajaran mahasiswa.

“Untuk saat ini prioritas UR adalah pembangunan RSP,” ujar Yanuar.

Gedung RSP telah diresmikan pada Jumat, 1 Juni 2012 lalu oleh Rektor UR. Peresmian dibarengi dengan serah terima angkutas bus mahasiswa hasil kerjasama dengan Bank Tabungan Negara (BTN). Dan kini auditorium harus menunggu untuk kembali dikerjakan sesuai dengan rancangan yang nantinya diinginkan oleh pengelola universitas.#Dini

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 2 April 2013 inci Telisik

 

Tag: ,

Tinggalkan komentar